Showing posts with label Bahasa. Show all posts
Showing posts with label Bahasa. Show all posts

Sunday, February 22, 2015

Contoh bentuk kata yang tidak paralel

Di dalam sebuah kalimat majemuk kita sering di jumpai bentuk kata predikat yang satu tidak sejalan dengan bentuk kata predikat yang lain, sehingga hubungan dengan subjeknya tidak jelas.

 Misalnya.

(1)Sebelum mencatat, pahamilah dahulu maksudnya
(2)Pengumuman itu telah kami baca dan telah mengerti maksudnya.
(3)Semakin berumur sebaiknya manusia itu semakin bermoral, mawas diri dan tanggung jawab.

Ketiga kalimat dan bagian kalimat di atas kurang efektif maksudnya karena ada bagaian-bagaian pernyataan yang bentuknya tidak paralel. Apabila bagaian-bagian tersebut diubah sedemikian rupa sehingga memiliki hubungan sama bentuk yang paralel maka efektifitas kalimat akan dapat kita rasakan bedanya. Misalnya diubah menjadi kalimat berikut.

(Ia)Sebelum di catat, pahamilah dulu maksudnya

(Ib)Sebelum mencatat, hendaknya saudara pahamilah dahulu maksudnya

(2a)Pengumuman itu telah kami baca dan telah pahami maksudnya.

(2b)Kami telah membaca pengumuman itu dan kami telah memahami maksudnya.

(3a)Semakin berumur seharusnya manusia itu semakin bermoral, mawas diri dan tangggung jawab.


(3b)Semakin berumur seharusnya manusia itu semakin bermoral, semakin mawas diri dan semakin tanggung jawab.   
  

Romeltea Media
Irwantea Media Updated at:

Thursday, February 19, 2015

Bahasa karya ilmiah

Bahasa karya ilmiah
Karya ilmiah harus menggunakan Bahasa ilmiah , yakni Bahasa resmi yang digunakan dalam bidang keilmuan. Bahasa keilmuan tentu bukan Bahasa pergaulan sehari-hari atau Bahasa popular yang disajikan di berbagai media. Karena karya ilmiah terbatas pembaca dan medianya, maka Bahasa yang digunakannya lebih terbatas pula, mungkin hanya dipahami oleh merka yang memiliki bidang ke ilmuan yang sama.

Secara umum , Bahasa ilmiah dalah bahsa Indonesia yang baku (resmi) dan mengandung hal-hal teknis yang sesuai dengan bidang keilmuannya. Bahasa yang  demikian memiliki karakteristik-karakteristik berikut:

Kecedekiaan  : Bahasa karya ilmiah harus mengandung sebuah bidang keilmuan (cendekia) melalui pertanyaan yang tepat.

Lugas dan jelas : Bahasa karya tulis ilmiah harus disajikan  dalam Bahasa yang memilki makna yang jelas, tidak bertele-tele dan tidak bermakna ganda. Bahasa digunakan harus pasti dan memberikan kepastian kepada pembaca.

Formal dan objektif : Bahasa karya ilmiah harus disajikan secara formal, baik dalam hal penggunaan kosakata, diksi, kalimat, dan sistem ejaan yang digunakan . Objektif berarti menyajikan fakta dalam bahasa yang langsung dan tidak berpihak kepada siapapun.

Ringkas dan padat : Bahasa karya ilmiah harus  disajikan secara tingkas, langsung pada sasaran yang dimaksud, dan padat secara isi. Dalam karya tulis ilmiah panjang uraian tidak menentukan baik buruknya sebuah karya tulis . Oleh karena itu , bahsa yang disajikan harus Bahasa yang ringkas dan padat.

Konsisten  : Bahasa yang konsisten adalah Bahasa yang stabil dan mapan dipakai penulis, terutama dalam hal istilah atau penggunaan diksi. Konsistensi istilah dan diksi penting dalam karya ilmiah.

Aspek bahsa yang juga harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah adalah terdapat berbagai kesalahan yang dilakukan , misalnya kesalahan penalaran atau logika yang tercermin dalam kalimat dan isi, kesalahan pemakaian dan penulisan kata (diksi), kesalahan dalam penyusunan kalimat dan kesalahan dalam pemakaian ejaan dan tanda baca.

Kesalahan-kesalahan tersebut tentu harus dihindari mengingat akan berpengaruh terjadi karena kurang sistematisnya atau kurang jelasnya informasi yang disampaikan dalam kalimat dan teks tersebut. Wasalam. (http://irwanteamedia.blogspot.com/).

Romeltea Media
Irwantea Media Updated at:

Thursday, February 12, 2015

Kalimat Efektif

pengertian kalimat efektif beserta contohnyaKalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembicara seperti apa yang ada pada pikiran pembaca atau penulis. 

Dengan demikian, kalimat efektif harus dapat mengungkapkan gagsan pemakaiannya secara tepat dan dapat dipahamai secara tepat. 
Berikut ini adalah contoh kalimat yang tidak efektif1. Jika bus itu mengambil penumpang di luar agen supaya melaporkan kepada kami.      Kalimat ini kurang jelas maksudnya karena ada bagian yag dihilangkan atau tidak sejajar. Siapakah yang diminta” supaya melaporkan kepaa kami?” Ternyata imbuan itu untuk para penumpang yang membeli tiket di agen. Jika demikian, kalimat ini perlu diubah menjadi :(Ia) Jika bus itu mengambil penmpang di luar agen, Anda diharap melaporkannya kepada kami.  Jika subyek induk kalimat dan anak kalimatnya dibuat sama, ubahnya menjadi(Ib) Jika bus itu mengambil penumpang di luar agen, harap dilaporkan kepada kami.  Sebuah kalimat efektif memiliki ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, Keparalelan bentuk, ketegasan maka, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan Bahasa.
Yand dimaksud dengan kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran dan struktur bahsa yang dipakai. Cirinya-irinya adalah:
1). Kalimat itu memiliki subjek dan predikat yang jelas.  Contoh : Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah .( Salah)Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah (Benar)Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuknya yang digunakan  dalam kalimat itu. Artinya , kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya , juga menggunakan nomina.    Contoh Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes.
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan  adalah satu pelakuan penonjolan pada pokok  ide kalimat. Artinya kalau bentuk pertama menggunakan nomina , bentuk kedua dan seterusnya juga menggunakan nomina. 

Ada Berbagai cara untuk membentuk penekanan pada kalimatt. 1) Meletakan kata yang menonjol itu di depan kalimat.2) Membuat urutan kata yang bertahap3) Melakukan pengulangan kata4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan 5) Menggunakan partikel penekanan

Yand dimaksud dengan kehematan adalah tidak menggunakan kata, farasa atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu . 

Beberapa kriteria yang perlu dihilangkan 1) Menghiangkan pengulangan subyek2) Menghindarkan pemakaian subordinat pada hiponimi kata3) Menghindarkan kesinoniman dalam suatu kalimat4) Tidak menjamajjan kata-kata yang berbentuk jamak.
Yang kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda , dan tepat dalam pilihan kata.

  a) Yang diceritakan tantang putra-putri raja, para hulubalang  dan para menteri (salah)
  b) Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang  dan para menteri (benar)
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

Yang dimaksud dengan kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu data diterima  oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Romeltea Media
Irwantea Media Updated at:

Monday, January 12, 2015

Ejaan Van Ophuijsen

Ejaan Van Ophuijsen adalah jenis ejaan yang pernah digunakan untuk bahasa Indonesia.
Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan Belanda, antara lain:

huruf ‘j’ untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.huruf ‘oe’ untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.
Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö, menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan diftong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini.
Kebanyakan catatan tertulis bahasa Melayu pada masa itu menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai tulisan Jawi.

Sejarah singkat
Pada tahun 1901 diadakan pembakuan ejaan bahasa Indonesia yang pertama kali oleh Prof. Charles van Ophuijsen dibantu oleh Engku Nawawi gelar Sutan Makmur dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Hasil pembakuan mereka yang dikenal dengan Ejaan Van Ophuijsen ditulis dalam sebuah buku. Dalam kitab itu dimuat sistem ejaan Latin untuk bahasa Melayu di Indonesia.

Van Ophuijsen adalah seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda. Ia pernah jadi inspektur sekolah di maktab perguruan Bukittinggi, Sumatera Barat, kemudian menjadi profesor bahasa Melayu di Universitas Leiden, Belanda. Setelah menerbitkan Kitab Logat Melajoe, van Ophuijsen kemudian menerbitkan Maleische Spraakkunst (1910). Buku ini kemudian diterjemahkan oleh T.W. Kamil dengan judul Tata Bahasa Melayu dan menjadi panduan bagi pemakai bahasa Melayu di Indonesia.

Ejaan ini akhirnya digantikan oleh Ejaan Republik pada 17 Maret 1947.

Ejaan Republik

Ejaan Republik (edjaan repoeblik) adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan Soewandi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu.
Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.

Perbedaan-perbedaan antara ejaan ini dengan ejaan Van Ophuijsen ialah:
huruf ‘oe’ menjadi ‘u’, seperti pada goeroe → guru.bunyi hamzah dan bunyi sentak yang sebelumnya dinyatakan dengan (‘) ditulis dengan ‘k’, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti ubur2, ber-main2, ke-barat2-an.awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’ kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata depan ‘di’ pada contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan dengan imbuhan ‘di-’ pada dibeli, dimakan.
Ejaan Soewandi ini berlaku sampai tahun 1972 lalu digantikan oleh Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada masa menteri Mashuri Saleh. Pada masa jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, pada 23 Mei 1972 Mashuri mengesahkan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan dalam bahasa Indonesia yang menggantikan Ejaan Soewandi. Sebagai menteri, Mashuri menandai pergantian ejaan itu dengan mencopot nama jalan yang melintas di depan kantor departemennya saat itu, dari Djl. Tjilatjap menjadi Jl. Cilacap.

Pembaruan ejaan
Pembaruan ejaan (bahasa Inggris: spelling reform) adalah tindakan untuk memperbaiki sistem ejaan dengan membuatnya lebih menggambarkan fonem yang ada dalam suatu bahasa. Sejak awal abad ke-19, lebih dari 31 bahasa modern telah melakukan pembaruan ejaan, kadang secara radikal. Indonesia telah mengalami beberapa kali pembaruan ejaan dengan yang terakhir berupa pemberlakuan Ejaan Yang Disempurnakan pada tahun 1972.

Ejaan Melindo
Ejaan Melindo adalah sistem ejaan Latin yang termuat dalam Pengumuman Bersama Edjaan Bahasa Melaju-Indonesia (Melindo) (1959) sebagai hasil usaha penyatuan sistem ejaan dengan huruf Latin di Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu. Keputusan ini dilakukan dalam Perjanjian Persahabatan Indonesia dan Malaysia pada tahun 1959. Sistem ini tidak pernah sampai diterapkan.

Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan adalah penyempurnaan dari ejaan – ejaan sebelumnya yang merupakan hasil kerja dari panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk oleh LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan) pada 1966. Ejaan ini diresmikan dalam pidato kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 27, 17 Agustus 1972. Selanjutnya dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
Beberapa penyempurnaan itu diantaranya adalah :

1. Huruf J, DJ, NJ, CH, TJ, SJ pada Ejaan Soewandi diubah menjadi Y, J, NY, KH, C, SY

2. Kata ulang harus ditulis hanya dengan menggunakan tanda hubung. Penggunaan angka 2 diperkenankan hanya pada penulisan cepat atau notula.




Romeltea Media
Irwantea Media Updated at:

Sunday, December 28, 2014

Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan.

Chaer dan Agustina (195:14) fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Hal ini sejalan dengan Soeparno (193:5) yang menyatakan bahwa fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Sosiolinguistik memandang bahasa sebagai tingkah laku sosial (sosial behavior) yang dipakai dalam komunikasi sosial. 

Suwarna (202: 4) bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun kolektif sosial.

Kridalaksana (dalam Aminudin, 1985: 28-29) mengartikan bahasa sebagai suatu sistem lambang arbitrer yang mengunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Efendi (195:15) berpendapat bahwa pengalaman sehari-hari menunjukan bahwa ragam lisan lebih banyak daripada ragam tulis. Lebih lanjut Efendi (195:78) menyampaikan bahwa ragam lisan berbeda dengan ragam tulis karena peserta percakapan mengucapkan tuturan dengan tekanan, nada, irama,jeda, atau lagu tertentu untuk memperjelas makna dan maksud tuturan. Selain itu kalimat yang digunakan oleh peserta percakapan tidak selalu merupakan kalimat lengkap.

Jeans Aitchison (208 : 21) “Language is paterned system of arbitrary sound signals, characterized by structure dependence, creativity, displacement, duality, and cultural transmision”, bahasa adalah sistem yang terbentuk dari isyarat suara yang telah disepakati, yang ditandai dengan struktur yang saling tergantung, kreatifitas, penempatan, dualitas dan penyebaran budaya.

Romeltea Media
Irwantea Media Updated at: